LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI


LEMBAR HASIL KERJA
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
Judul Praktikum          : Pengenalan Alat Laboratorium dan Alat Sterilisasi
Nama/NIM                    : Putri Iga Untari                        Kelompok       : X (Sepuluh)
Asisten                           : Fenky Marsandi                        Tanggal          : 4 Oktober 2011
I.    TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum ini adalah:
Untuk mengetahui prinsip kerja dan cara penggunaan mikroskop serta melakukan sterilisasi terhadap alat dan medium.

II.  LANDASAN TEORI
Mikroskop merupakan alat yang penting dalam mempelajari mahluk hidup yang berukuran sedemikian kecil yang merupakan objek yang dipelajari dalam mikrobiologi. Secara garis besar, mikroskop dapat dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu: bagian mekanik yang terdiri atas statif atau penyangga, tubus (tempat lensa okuler), revolver (tempat lensa objektif), meja preparat (meja mikroskop), knop pengatur fokus, knop pengatur kondensor dan knop pengatur preparat dan bagian optik yang meliputi lensa objektif, lensa  okuler, kondensor dan cermin pengatur cahaya atau lampu sebagai sumber cahaya  (Anonima 2011: 1).
Antonie Van Leuwenhoek adalah orang yang pertama kali menggunakan mikroskop walaupun dalam bentuk keadaan sederhana pada bidang mikrobiologi. Kemudian pada tahun 1600 Hans dan Z. Jansen telah menemukan mikroskop yang lebih maju dengan menemukan mikroskop ganda. Mikroskop berasal dari bahasa Yunani, kata ‘Mikron’ yang berarti kecil dan ‘Scopium’ yang berarti penglihatan. Jadi mikroskop adalah suatu benda yang berguna untuk memberikan bayangan yang diperbesar dari benda-benda yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang (Setiawan 2010: 1).
Jenis yang paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan adalah mikroskop optis. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar  dari  sebuah  benda  yang  ditaruh  dari  bidang vokal dari lensa tersebut. Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri terbagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel  (Anonimb 2011: 1).
Mikroskop terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi tersendiri. Mikroskop pada prinsipnya terdiri dari dua lensa cembung, yaitu sebagai lensa okuler (yang dekat dengan mata) dan lensa objektif yang dekat dengan benda atau objek. Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda yang berputar, yang disebut dengan gagang putar. Setiap lensa objektif dapat diputar ke tempat yang sesuai dengan perbesaran yang diinginkan. Sistem lensa objektif memberikan perbesaran mula-mula dan menghasilkan bayangan nyata yang kemudian diproyeksikan ke atas lensa okuler. Bayangan nyata tadi diperbesar oleh lensa okuler untuk menghasilkan bayangan maya yang kita lihat (Setiawan 2010: 1).
Kendatipun Antonie Van Leuwenhoek, seorang mahasiswa ilmu pengetahuan alam berkebangsaan Belanda, agaknya adalah orang pertama yang melihat mikroba tersebut yang disebut dengan bakteri dan protozoa, namun dialah yang pertama-tama melaporkan pengamatannya dengan keterangan dan gambar-gambar yang diteliti. Leuwenhoek melakukan pengamatan ini selama ia memburu hobinya mengasah lensa dan membuat mikroskop. Selama hidupnya, ia telah membuat lebih dari 250 buah mikroskop, masing-masing terdiri dari lensa tunggal hasil gosokan rumah yang ditanam dalam kerangka kuningan dan perak           (Pelczar 2008: 7).
Mikroskop-mikroskop yang ditemukan Antonie dulu sedikit sekali persamaannya dengan mikroskop cahaya majemuk yang ada sekarang, yang menggunakan dua lensa atau lebih dalam sistem yang dapat membesar 1000 sampai 2000 kali. Mikroskop merupakan alat yang paling banyak digunakan dan paling bermanfaat dalam mikrobiologi. Dengan alat tersebut akan diperoleh perbesaran yang memungkinkan untuk melihat mikroorganisme dan struktur yang tidak nampak oleh mata telanjang ( Waluyo 2007: 47).
Sterilisasi adalah suatu cara untuk membebaskan alat-alat bahan makanan atau bahan kimia dan bahan-bahan lain dari mikroorganisme, baik yang patogen maupun yang tidak patogen. Ada beberapa macam sterilisasi, yatiu sterilisasi dengan pemanasan, sterilisasi dengan radiasi, sterilisasi dengan zat kimia, dan sterilisasi dengan saringan. Sterilisasi dengan udara kering atau basah biasanya digunakan untuk mensterilkan bahan atau alat yang tahan panas. Bahan atau alat tersebut dipanaskan pada suhu 170o C selama 1 jam (Anonimc 2011: 7).
Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya, baik yang menggangu ataupun merusak media atau yang mengganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan. Setiap proses, baik fisika maupun kimia, makanik yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme disebut sterilisasi. Sterilisasi secara fisik dapat dipakai bila selama sterilisasi dengan bahan kimia tidak akan berubah akibat temperatur tinggi atau dengan tekanan tinggi. Cara pembunuhan mikroba ini dengan memakai panas (Thermal kill). Cara kerja dari panas tersebut, bahwa panas membunuh mikroba dengan cara denaturasi protein, terutama enzim-enzim dan membran sel     (Waluyo 2007: 43).
Sterilisasi dengan pemanasan ada banyak macam, yaitu: Tyndalisasi, Pasteurisasi, api langsung/nyala Bunsen, dan uap air panas atau tekanan. Cara sterilisasi tyndalisasi biasanya digunakan untuk mensterilkan bahan atau alat yang tidak tahan pada suhu yang tinggi. Bahan atau alat tersebut dipanaskan pada suhu 100o C selama 30 menit, hal ini diulang selama tiga hari secara bertutur-turut. Sementara tidak dipanaskan, alat atau bahan tadi disimpan pada suhu kamar. Sedangkan sterilisasi dengan cara pasteurisasi digunakan untuk bahan makanan yang akan mengalami penguraian apabila dipanaskan pada suhu tinggi. Alat/bahan dipanaskan pada suhu 60-80o C selama 1 jam dalam waktu tiga hari berturut-turut. Sedangkan sterilisasi dengan cara api langsung/nyala Bunsen dipakai untuk mensterilkan jarum inokulasi, mulut tabung, atau permukaannya saja (Pelczar 2008: 7-8).

III.    HASIL PENGAMATAN
1.   Alat Laboratorium
No.
Gambar Alat
Fungsi
1.
Erlenmeyer
Sebagai tempat untuk mencapurkan bahan.
2.
Gelas ukur
Untuk mengukur volume sebuah larutan atau cairan.
3.
Baker glass
Sebagai tempat uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.
4.
Batang L
Untuk meratakan bakteri di dalam medium.
5.
Jarum inokulasi
Untuk memindahkan suspensi bakteri dan memindahkannya ke dalam medium baru.
6.
Jarum tusuk
Untuk memindahkan suspensi bakteri dan dipindahkan ke media baru dengan cara di tusukkan ke medium.
7.
Kaca penutup
Untuk menutup bahan preparat atau objek yang akan diamati.
8.
Kaca objek
Sebagai tempat meletakkan objek yang akan diamati.
9.
Corong
Alat bantu dalam pemindahan zat cair ke tempat lain agar tidak tumpah.
10.
Drigal sky
Mempunyai fungsi yang sama dengan batang L, yaitu untuk meratakan suspensi bakteri cair di dalam medium.
11.
Cawan petri
Digunakan sebagai media tempat dimana bakteri tumbuh.
12.
Pipa serologis
Untuk menghisap dan meneteskan suspensi bakteri ke dalam medium.
13.
Pinset
Digunakan untuk membantu pengamatan, mengambil benda-benda kecil yang mudah rusak oleh tangan.
14.
Spatula
Untuk mengambil bahan yang digunakan dimana spatula berperan sebagai sendok kecil.
15.
Pipet tetes
Untuk mengambil ataupun meneteskan cairan bahan yang digunakan dalam penelitian.
16.
Api Bunsen
Sebagai alat sterilisasi dengan api langsung.
17.
Hot Plate
Untuk memanaskan larutan/cairan bahkan medium.
18.
Tabung reaksi
Sebagai tempat terjadinya reaksi, dalam mikrobiologi, digunakan sebagai tempat penumbuhan bakteri agar tegak.
19.
Rak tabung reaksi
Sebagai tempat meletakkan dan menyusun tabung reaksi.
20.
Penggaris
Sebagai alat ukur.
2.      Alat Sterilisasi
No.
Gambar Alat
Fungsi
1.
Inkubator
Untuk menumbuhkan mikroba yang telah diinokulasi di medium baru pada suhu yang tetap
2.
Autoklaf
Untuk mensterilakan alat atau bahan yang tahan terhadap panas dan tekanan uap yang tinggi dan sebagai alat untuk mematikan kontaminan.
3.
Oven
Sebagai alat sterilisasi, membunuh mikroorganisme yang terdapat dalam alat atau bahan yang tahan panas.
4.
Lamina air-flow
Untuk mensterilkan alat atau bahan, serta media dari kontaminan dengan radiasi pancaran sinar Ultra Violet.





DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2011. Mikroskop. http://wikipedia.org/wiki/mikroskop. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2011.

Anonimb. 2011. Jenis-jenis Mikroskop. http://biologiAsik.blogspot.com. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2011.

Anonimc. 2011. Sterilisisasi. http://wikipedia.org/wiki/sterilisasi. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2011.

Setiawan, Doni. 2010. Penuntun Praktikum Biologi Umum 1. Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya. Indralaya. vi + 68 hlm.

Pelczar, M & Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi.  Universitas Indonesia. Jakarta. viii + 433 hlm.

Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. Erlangga. Jakarta. xx + 349 hlm.

















Comments

Popular Posts