Laporan Praktikum Taksonomi Hewan "Platyhelminthes"


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Platyhelminthes adalah filum dalam Kerajaan Animalia (hewan). Filum ini mencakup semua cacing pipih kecuali Nemertea, yang dulu merupakan salah satu kelas pada Platyhelminthes, yang telah dipisahkan. Tubuh pipih dosoventral dan tidak bersegmen. Umumnya, golongan cacing pipih hidup di sungai, danau, laut, atau sebagai parasit di dalam tubuh organisme lain. Cacing golongan ini sangat sensitif terhadap cahaya. Beberapa contoh Platyhelminthes adalah Planaria yang sering ditemukan di balik batuan (panjang 2-3 cm), Bipalium yang hidup di balik lumut lembap (panjang mencapai 60 cm), Clonorchis sinensis, cacing hati, dan cacing pita (Anonim 2012: 1).
Platyhelminthes berasal dari bahasa yunani, Platy=Pipih dan Helminthes=cacing. Oleh sebab itulah Filum Platyhelminthes sering disebut Cacing Pipih. Platyhelminthes adalah filum ketiga dari kingdom animalia setelah Porifera dan Coelenterata. Platyhelminthes adalah hewan triploblastik yang paling sederhana. Cacing ini bisa hidup bebas dan bisa hidup parasit. Yang merugikan adalah platyhelminthes yang hidup dengan cara parasit (Pandhu 2010: 2).
Hewan Platyhelminthes merupakan binatang triploblastik aselomata, tubuh pipih seperti pita, hidup di air tawar, laut, tanah yang lembab atau sebagai parasit pada hewan/ tumbuhan. Cacing yang hidup parasit mempunyai lapisan kuticula, alat penghisap atau alat kait yang digunakan untuk menempel pada dinding sel inangnya.Saluran pencernakan belum sempurna, hanya mempunyai mulut tanpa anus, ususnya bercabang-cabang. Bersifat hermaprodit (Anonim 2010: 3).
Filum Platyhelminthes (Yunani Platy:pipih dan Helmins:cacing) meliputi kelompok yang mula-mula dimasukkan ke dalam hewan-hewan seperti cacing di dalam satu filum yang dinamakan Vermes, kini merupakan filum terpisah. Kelompok ini dikenal dengan sebutan cacing pipih karena bentuknya yang pipih karena bentuknya yang pipih  bagian atas dan bagian bawahnya. Kelompok hewan ini tidak memiliki ruas atau dengan kata lain adalah aselomata dan triplobalastik, simetri bilateral, tidak mempunyai anus maupun rongga tubuh atau selom (ceolom) dan biasanya hemaprodit. Umumnya mulutnya terletak di bagian bawah dan ditengah dari tubuhnya, jadi tidak di ujung tubuh seperti kebanyakan hewan lainnya. Kelompok hewan ini ada yang hidup parasit pada hewan laut dan darat seperti Trematoda (fluke) dan Cestoda (cacing pita) sedangkan anggota lainnya hidup bebas di dalam air tawar dan di laut (Juwana 2007: 144).
Platyhelminthes merupakan cacing yang tergolong triploblastik aselomata karena memiliki 3 lapisan embrional yang terdiri dari ektoderma, endoderma, dan mesoderma. Namun, mesoderma cacing ini tidak mengalami spesialisasi sehingga sel-selnya tetap seragam dan tidak membentuk sel khusus. Sistem pencernaan cacing pipih disebut sistem gastrovaskuler, dimana peredaran makanan tidak melalui darah tetapi oleh usus. Sistem pencernaan cacing pipih dimulai dari mulut, faring, dan dilanjutkan ke kerongkongan.  Di belakang kerongkongan ini terdapat usus yang memiliki cabang ke seluruh tubuh. Dengan demikian, selain mencerna makanan, usus juga mengedarkan makanan ke seluruh tubuh (Anonim 2012: 1).
Platyhelminthes juga tidak memiliki sistem respirasi dan ekskresi. Pernapasan dilakukan secara difusi oleh seluruh sel tubuh Platyhelminthes. Platyhelminthes tertentu memiliki sistem saraf tangga tali. Sistem saraf tangga tali terdiri dari sepasang simpu saraf (ganglia) dengan sepasang tali saraf yang memanjang dan bercaang melintang seperti tangga. Organ reproduksi jantan dan betina berada di dalam satu individu Platyhelminthes sehingga disebut hermafrodit. Platyhelminthes bisa hidup bebas ataupun parasit. Platyhelminthes yang hidup bebas memakan organisme lain (Pandhu 2010: 2).
Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual. Pada Reproduksi seksual terjadi fertilisasi di dalam tuubuh Platyhelminthes. Fertilisasi dapat dilakukan oleh sendiri atau dua individu. Sedangkan reproduksi aseksual dilakukan dengan cara faragmentasi. Setelah membelah, bagian potongan tubuh tersebut mengalami regenerasi dan tumbuh menjadi individu baru                       (Anonim 2012: 1).

1.2. Tujuan Praktikum
 Tujuan praktikum kali ini adalah mengamati dan mengenal morfologi beberapa spesies anggota filum Platyhelminthes.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Anggota Platyhelminthes mempunyai  tubuh yang pipih dan simetris bilateral. Tubuh lunak dan sistem peredaran darah masih sederhana. Sistem eksresi yang utama adalah sel frame dan tergabung ke dalam tubulus. Reproduksi secara aseksual, testis dan ovarium terdapat di dalam satu tubuh namun tidak dapat membuahi dengan sendirinya di dalam satu tubuh. Cacing pipih yang hidup sebagai parasit biasanya memiliki lapisan kutikula dan silia yang hilang setelah dewasa. Hewan ini mempunyai alat penghisap yang mungkin disertai dengan kait untuk menempel (Kamal 2012: 13).
Platyhelminthes dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu Turbellaria (cacing berambut getar), Trematoda (cacing isap), dan Cestoda (cacing pita). Turbellaria adalah platyhelminthes yang memiliki silia pada permukaan tubuhnya yang berfungsi sebagai alat gerak. Salah satu contoh turbellaria adalah Dugesia. Bentuk tubuh bagian depan (anterior) Dugesia berbentuk segitiga dan terdapat sepasang bintik mata. Bintik mata itu berfungsi sebagai pembeda keadaan gelap dan terang. Dugesia juga memiliki indera pembau yang disebut aurikel. Aurikel ini di gunakan Dugesia saat mencari makananya. Dugesia merupakan hewan hermafrodit, namun reproduksi seksual Dugesia harus dilakukan dua individu. Zigot yang terbentuk berkembang tanpa melalui fase larva (George & Hademenos 2009: 349-350).
Hewan dari kelas Turbellaria memiliki tubuh bentuk tongkat atau bentuk rabdit (Yunani, rabdit=tongkat). Hewan ini biasanya hidup di air tawar yang jernih, air laut atau tempat lembab dan jarang sebagai parasit. Tubuh memiliki dua mata dan tanpa alat hisap. Sedangkan reproduksi aseksualnya dilakukan dengan cara fragmentasi dan bagian potongan tubuhnya itu akan melakukan regenerasi dengan daya regenerasi yang sangat tinggi sehingga membentuk individu baru (Anonim 2010: 3).
Turbellaria ini mempunyai kemampuan yang besar untuk beregenerasi dengan cara memotong tubuhnya seperti tampak pada gambar 5 di atas. Contoh Turbellaria antara lain Planaria dengan ukuran tubuh kira-kira 0,5-1,0 cm dan Bipalium yang mempunyai panjang tubuh sampai 60 cm dan hanya keluar di malam hari. Permukaan tubuh Planaria bersilia dan kira-kira di tengah mulut terdapat proboscis yaitu tenggorok yang dapat ditonjolkan keluar  (George & Hademenos 2009: 350).
Hewan Trematoda memiliki tubuh yang diliputi kutikula dan tak bersilia. Pada ujung anterior terdapat mulut dengan alat penghisap yang dilengkapi kait. Tubuh dengan panjang lebih kurang 2,5 cm dan lebar 1cm serta simetris bilateral.
Trematoda termasuk hewan hemafrodit,dan sebagai parasit pada Vertebrata baik berupa ektoparasit (pada ikan) maupun sebagai endoparasit. Contoh hewan Trematoda adalah cacing hati atau Fasciola hepatica (parasit pada hati domba), Fasciola gigantica (parasit pada hati sapi) dan cacing hati parasit pada manusia (Chlonorchis sinensis) serta Schistosoma japonicum (cacingdarah)                               (Anonim 2012: 1).
Trematoda disebut cacing isap karena cacing ini memiliki alat pengisap di bagian depan (anterior) tubuhnya. Alat penghisap digunakan untuk menempel pada tubuh inang. Trematoda merupakan hewan parasit, dia mengambil mekanan berupa cairan tubuh atau jaringan inangnya saat ia menempel. Salah satu contoh trematoda adalah Fasciola hepatica. Fasciola hepatica memiliki Daur hidup yang kompleks karena melibatkan setidaknya dua inang. Inang utama dan inang perantara  (Juwana 2007: 145).
Daur hidup Fasciola hepatica, cacing dewasa yang hidup di ternak bersifat hermaprodit, berkembangbiak secara seksual dengan pembuahan silang atau pembuahan sendiri. Embrio berkembang dalam uterus, satu cacing dewasa dapat menghasilkan sekitar 500.000 larva, embrio keluar bersama feses dan pada tempat yang basah akan tumbuh menjadi larva bersilia (mirasidium). Mirasidium masuk ke tubuh siput Lymnea dan terbentuklah sporokis. Sporokis secara partenogenesis menghasilkan redia. Redia secara partenogenesis menjadi serkaria. Serkaria meninggalkan tubuh siput menjadi metaserkaria. Metaserkaria menempel pada tanaman/rumput yang selanjutnya termakan oleh ternak (Pandhu 2010: 2).
Kebanyakan dari cacing pipih adalah hemaprodit, dengan terdapatnya dua alat perkembangbiakan dalam satu tubuh. Telur yang terdapat pada cacing pipih terdapat kapsul dan kadang terdapat pelindung yang kokoh yang melindungi telurnya. Telur musim dingin terlindungi dengan adanya kapsul  dan dapat bertahan pada suhu yang dingin di bawah temperatur normal. Perkembangan sangat dignifikan pada telur dan immature stages. Tidak pada tahap yang biasanya terdapat pada berbagai macam spesies lain (Wetzel 1998: 669).
Contoh dari Turbellaria adalah Planaria. Habitat Planaria adalah di air yang jernih, sungai atau di dedaunan yang terendam air. Untuk mendapatkan Planaria sebaiknya di daerah pegunungan, misalnya di sungai-sungai kecil, parit, dan selokan yang dangkal dan airnya jernih. Untuk memancing Planaria keluar dari persembunyiannya dapat dipancing dengan potongan hati sapi/kerbau/ayam yang dipotong dan diikat dengan tali. Tunggu beberapa saat dan setelah setengah jam, Planaria akan menempel pada umpan hati tersebut. Angkat pancing tersebut dan celupkan ke dalam stoples yang berisi air sungai. Planaria akan terlepas dan berenang di dalam stoples. Bila ingin dipelihara sebaiknya Planaria diberi makanan hati atau potongan cacing tanah (Arka 1996: 57).
Cacing pita (Cestoda) memiliki tubuh bentuk pipih, panjang antara 2 - 3m dan terdiri dari bagian kepala (skoleks) dan tubuh (strobila). Kepala (skoleks) dilengkapi dengan lebih dari dua alat pengisap. Sedangkan setiap segmen yang menyusun strobila mengandung alat perkembangbiakan. Makin ke posterior segmen makin melebar dan setiap segmen (proglotid) merupakan satu individu dan bersifat hermafrodit. Cacing ini biasanya hidup sebagai parasit dalam usus vertebrata dan tanpa alat pencernaan. Sistem eksresi terdiri dari saluran pengeluaran yang berakhir dengan sel api. Sistem saraf sama seperti Planaria dan cacing hati, tetapi kurang berkembang (Pandhu 2010: 2).
Jenis dari cacing pita dapat meregenerasi bagian tubuhnya yang putus menjadi satu individu baru yang lengkap. Dalam perkembangan daur hidupnya, hewan tersebut menghasilkan larva yang bentuknya aneh, dinamakan Pillidium. Larva Pillidium ini sering dijumpai di dalam plankton pada perairan pantai. Cacing pita hidup di mintakat pasut, 20 cm teratas dari lapisan dasar pasir. Mereka bergerak dengan pengerutan oto tubuhnya yang pipih dan tidak beruas, yang mudah mengeluarkan lendir. Mereka mempunyai sebatang tabung panjang, yakni belalai yang dapat dijulurkan keluar untuk menangkap mangsa dengan tepat. Mereka adalah hewan pertama yang mempunyai anus terpisah dan sistem peredaran darah (Juwana 2007: 149).


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
 Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Februari 2012 pada pukul  08.00 sampai dengan pukul 10.30 WIB bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuam Alam, Universitas Sriwijaya, Inderalaya.

3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini bak praparat, kaca pembesar, pinset. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu Planaria sp dan  Taena saginata

3.3 Cara Kerja
 Amati cacing tersebut secara seksama dan bedakan bagian-bagian tubuhnya secara morfologi. Hasil digambar dan diberi keterangan. Buat deskripsi objek yang diamati dan buat klasifikasinya.

 

 BAB 1V
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.   Hasil
Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai berikut :
a.      Planaria sp
                                                                              Klasifikasi :
                                                                                             Kingdom: Animalia
                                                                                             Filum      : Platyhelminthes
                                                                                             Kelas      : Turbellaria
                                                                                             Ordo       : Tricladida
                                                                                             Famili      : Planariidae   
                                                                                             Genus      : Planaria
                                                                                             Spesies    : Planaria sp

                                                                                             Keterangan :
1.      Titik mata
2.      Auricula
3.      Lubang mulut
4.      Gastrovascular cavity


Deskripsi :
Planaria sp adalah invertebrata berupa cacing pipih gelap yang menarik untuk diamati baik morfologi maupun perilakunya. Planaria sp menunjukkan berbagai perilaku sebagai respon terhadap berbagai macam rangsang yang meliputi cahaya, sentuhan, aroma, dan rasa. Selain itu daya regenerasi Planaria sp sangan unik. Dimana Planaria sp mampu memperbaiki tubuh yang tidak sempurna menjadi bagian yang utuh seperti semula dalam waktu yang relatif singkat. Planaria sp merupakan hewan yang hidup bebas dengan habitat yang berbeda-beda, beragam, dari perairan yang berarus lambat sampai pada perairan danau yang ditutupi oleh bebatuan dan dedaunan (Fernando 2010: 1).


b.      Taenia saginata
                                            

                                                                              Klasifikasi :
                                                                                             Kingdom: Animalia
                                                                                             Filum      : Platyhelminthes
                                                                                             Kelas      : Cestoda
                                                                                             Ordo       : Cyclopphyllidea
                                                                                             Famili      : Taeniidae      
                                                                                             Genus      : Taenia
                                                                                             Spesies    : Taenia saginata


                                                                                             Keterangan :
1.      Rostellum
2.      Hooks
3.      Sucker
 

Deskripsi :
Cacing pita Taenia dewasa hidup dalam usus manusia yang merupakan induk semang definitif. Segmen tubuh Taenia telah matang dan mengandung telur keluar secara aktif dari anus manusia atau secara pasif bersama-sama feses manusia. Bila inang definitif (manusia) maupun inang antara (sapi dan babi) menelan telur, maka telur akan menetas dan mengeluarkan embrio (onchosphere) yang kemudia akan menembus dinding usus. Embrio cacing yang mengikuti sirkulasi darah limfe berangsung-angsur berkembang menjadi sistiserkosis yang efektif didalam otot tertentu. Otot yang paling sering terserang sistiserkosis yaitu jantung, diafragma, lidah, otot pengunyah, daerah esofagus, leher, dan otot antara tulang rusuk (Anonim 2012: 1).


 BAB V
KESIMPULAN

            Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.      Cacing pita Taenia saginata dewasa hidup dalam usus manusia yang merupakan induk semang definitif.
2.      Planaria sp mampu memperbaiki tubuh yang tidak sempurna menjadi bagian yang utuh seperti semula dalam waktu yang relatif singkat.
3.      Kebanyakan dari cacing pipih adalah hemaprodit, dengan terdapatnya dua alat perkembangbiakan dalam satu tubuh.
4.      Cacing pita (Cestoda) memiliki tubuh bentuk pipih, mampu memiliki panjang antara 2-3 m dan terdiri dari bagian kepala (skoleks) dan tubuh (strobila).
5.      Platyhelminthes dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu Turbellaria (cacing berambut getar), Trematoda (cacing isap), dan Cestoda (cacing pita).


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Platyhelminthes http://gurungeblog.blogger.com/Platyhelminthes. Diakses pada tanggal 28 Februari 2012.

Anonim. 2012. Cacing Pita. http://www.google.com/Nemathelminthes. Diakses pada tanggal 28 Februari 2012.

Arka, Arwinsyah. 1996. Penuntun Praktikum Taksonomi Avertebrata. MIPA UNSRI. Inderalaya: iv+94 hlm

George,Wetzel. 1990. Limnology Lake and Rivers Ecosystems. Elsevier Academic Press. London: vii+650 pages

George, Fried, E. H & Hademos, G. J. 2009. Biologi Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta. x + 386 hlm.

Juwana, Sri. 2007. Biologi Laut. Djambatan. Jakarta: xii+540 hlm.

Kamal, Mustafa. 2009. Penuntun Praktikum Taksonomi Hewan. MIPA UNSRI. Inderalaya : ii+56 hlm

Phandu. 2010. Platyhemlinthes. http://phandu’sBlog.blogger.com/Platyhelminthes. Diakses pada tanggal 28 Maret 2012.



Comments

  1. DARI MARIA GORETTI WIDNYA AYUSATHULA PURNADUKA RAPAR

    ReplyDelete
  2. SALAM KENAL.BY DION AND WIDA

    ReplyDelete
  3. Numpang promosi!!!!
    Ayo gabung,, untuk pengguna android!!!!
    Ada aplikasi Android baru ini agan-agan!!! Dan juga sangat bermanfaat sebagai penghasilan sampingan dengan kode update yang baru.

    Ada bukti PO-nya juga lho!!! Search di google.com
    Adek
    Langsung aja :
    1. Download aplikasi "WHAFF REWARD" langsung dari hp android kamu di playstore dan kemudian instal terus di jalankan.
    2. Tunggu hingga muncul gambar.
    Nb: jika ada tulisan koneksi error muat ulang kembali.
    3. Setelah itu pilih tulisan masuk, ada di bagian atas kanan dari app tersebut.
    4. Masuk atau login menggunakan "facebook" langsung di oke.
    5. Pastikan ada tulisan "enter invite code" masukkan kode terbaru dan ter update "BA82665" (tanpa tanda petik) selanjutnya tekan oke.
    Nb: jika tidak masukkan kode di atas tidak akan langsung mendapatkan $0,30
    6. Akun langsung mendapat $0,30, bisa di cek di pojok kanan atas.

    Ayo buruan gabung.!!!
    Terbukti membayar
    Jangan lupa kodenya yang paling baru "BA82665" tanpa tanda petik.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts