Laporan Morfologi Hewan

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI UMUM 1

“MORFOLOGI HEWAN”





Oleh

                                          Nama                                : Putri Iga Untari
                                          NIM                                  : 08101004050
                                          Kelompok                         : IX (Sembilan)
                                          Asisten                              : Henny Silviani





LABORATORIUM ZOOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Untuk pengamatan anatomi suatu hewan, diperlukan pembedahan guna memisahkan organ-organnya sedemikian rupa sehingga tampak lebih nyata bentuk ataupun hubungannya antara satu organ dengan yang lainnya. Dalam praktikum ini akan dilakukan pengamatan terhadap organ-organnya sedemikian rupa yang membangun sistem tubuh pada katak dan mencit. Organ-organ yang akan diamati adalah sistem pencernaan, sistem pernapasan, peredaran darah, ekskresi dan reporoduksi serta sistem rangkanya (Setiawan 2010: 40).
Sistem pencernaan adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan (gastrointestinal tract) dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari-sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa-sisa makanan melalui anus   (Anonim 2010: 1).
Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai berikut:
yaitu, menerima makanan, memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan),  menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah, dan membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu. Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan dan sistem pernafasan.
Bagian dalamdari mulut dilapisi oleh selaput lendir (Prawirohartono 2006: 56).
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi.  Dilakukan dengan cara generatif atau seksual. Reproduksi seksual pada vertebrata diawali dengan perkawinan yang diikuti dengan terjadinya fertilisasi. Fertilisasi tersebut kemudian menghasilkan zigot yang akan berkembang menjadi embrio. Fertilisasi pada vertebrata dapat terjadi secara eksternal atau secara internal. Fertilisasi eksternal merupakan penyatuan sperma dan ovum di luar tubuh hewan betina, yakni berlangsung dalam suatu media cair, misalnya air. Contohnya pada ikan (pisces) dan amfibi (Anonim 2008: 1).
Sedangkan fertilisasi internal merupakan penyatuan sperma dan ovum yang terjadi di dalam tubuh hewan betina. Hal ini dapat terjadi karena adanya peristiwa kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin jantan ke dalam alat kelamin betina. Fertilisasi internal terjadi pada hewan yang hidup di darat (terestrial), misalnya hewan dari kelompok reptil, aves dan mamalia. Setelah fertilisasi internal, ada tiga cara perkembangan embrio dan kelahiran keturunannya, yaitu dengan cara ovipar, vivipar dan ovovivipar. Ovipar adalah embrio yang berkembang dalam telur dan dilindungi oleh cangkang. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang ada di dalam telur. Telur dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu dierami hingga menetas menjadi anak. Ovipar terjadi pada burung dan beberapa jenis reptil       (Fried & Hademenos 2009: 183).
Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat, sistem pernapasan umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk hidup. Bahkan pohon pun memiliki sistem pernapasan.  Burung mempunyai saluran pernapasan yang terdir atas lubang hidung, trakea, bronkus, dan paru-paru. Pada bagian bawah trakea terdapat alat suara disebut siring.           (Anonim 2010: 2).

1.2  Tujuan Praktikum
           Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dan struktur morfologi dan anatomi organ-organ pada hewan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan dan sistem pernafasan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Saluran dari kelenjar liur di pipi, dibawah lidah dan dibawah rahang mengalirkan isinya ke dalam mulut. Di dasar mulut terdapat lidah, yang berfungsi untuk merasakan dan mencampur makanan. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan dikunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya (Prawirohartono 2006: 56-57).
Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis. Epiglotis akan tertutup agar makanan tidak masuk ke dalam pipa udara (trakea) dan               ke paru-paru, sedangkan bagian atap mulut sebelah belakang                          (palatum mole, langit-langit lunak) terangkat agar makanan tidak masuk ke dalam hidung. Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan dilapisi oleh selaput lendir. Kerongkongan menghubungkan tenggorokan dengan lambung. Makanan didorong melalui kerongkongan bukan oleh gaya tarik bumi, tetapi oleh gelombang kontraksi dan relaksasi otot ritmik yang disebut dengan peristaltik (Anonim 2008: 2).
Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai, terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Enzim yang terdapat dalam lambung adalah pepsin. Pepsin bertanggungjawab atas pemecahan sekitar 10% protein. Pepsin merupakan satu-satunya enzim yang mencerna kolagen, yang merupakan suatu protein dan kandungan utama dari daging (Fried & Hademenos 2009: 158).
Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk. Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur atau uterus (Anonim 2008: 2).
Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur. Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernapas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap        (Prawirohartono 2006: 57).
Berbeda halnya dengan reproduksi mamalia, Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan vivipar (kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina (vagina). Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina (Anonim 2008: 3).
Dalam proses atau sistem pernapasan, katak dalam daur hidupnya mengalami metamorfosis atau perubahan bentuk. Pada waktu muda berupa berudu dan setelah dewasa hidup di darat. Mula-nula berudu bernapas dengan insang luar yang terdapat di bagian belakang kepala. Insang tersebut selalu bergetar yang mengakibatkan air di sekitar insang selalu berganti. Oksigen yang terlarut dalam air berdifusi di dalam pembuluh kapiler darah yang terdapat dalam insang. Setelah beberapa waktu insang luar ini akan berubah menjadi insang dalam dengan cara terbentuknya lipatan kulit dari arah depan ke belakang sehingga menutupi insang luar. Katak dewasa hidup di darat, pernapasannya dengan paru-paru. Selain dengan paru-paru, oksigen dapat berdifusi dalam rongga mulut yaitu melalui selaput rongga mulut dan juga melalui kulit (Fried & Hademenos 2009: 158-159).
Pernapasan pada manusia dan mamalia Sebagian besar sel tubuh memperoleh energi dari reaksi kimia yang melibatkan O2. Sel itu harus mampu melenyapkan CO2 yang merupakan hasil akhir utama dari metabolisme oksidasi. Organisme bersel satu pertukaran O2 dan CO2 terjadi secara langsung dengan lingkungan luar, tetapi hal itu sama sekali tidak mungkin untuk sebagian besar sel organisme yang kompleks seperti manusia maupun hewan/ternak. Oleh karena itu, evaluasi hewan besar memerlukan perkembangan suatu sistem khusus yaitu sistem respirasi (Prawirohartono 2006: 60).
Pernafasan normal dilakukan hampir sempurna oleh gerakan inspirasi (menghirup) diafragma. Selama inspirasi diafragma menarik ke bawah permukaan bagian bawah paru-paru. Selama ekspirasi (menghembus) diafragma berelaksasi dan mendorong paru-paru ke belakang, dinding dada dan struktur perut mendorong paru-paru. Selama bernafas berat, dorongan ke belakang tidak cukup kuat untuk menyebabkan respirasi cepat, hal itu dapat dicapai dengan kontraksi urat perut yang mendorong isi perut ke atas melawan diafragma bagian bawah. Cara kedua untuk memperbesar paru-paru adalah dengan meningkatkan/memperbesar ruangan dada melalui rib cage (Anonim 2009: 1).
Rangka merupakan sistem penyokong organisme. Sistem penyokong ini bertindak sebagai bingkai tubuh yang tegar. Organisme bersel satu pertukaran O2 dan CO2 terjadi secara langsung dengan lingkungan luar. Biasanya rangka ini tersusun dari kalsium. Fungsi rangka ialah menegakkan atau menopang berdirinya tubuh, memberi bentuk tubuh; tanpa rangka tubuh kita tidak memiliki bentuk, melindungi organ-organ tubuh yang penting dan lunak seperti otak , jantung, paru-paru, dan mata, tempat melekatnya otot-otot rangka, tempat pembentukan sel-sel darah merah. Gerakan ialah kesanggupan bergerak dari suatu tempat ke tempat lain.       Penyokong memainkan peranan utama dalam gerakan yang sempurna.      Penyokong yang baik memungkinkan organisme bergerak dengan lebih lincah                                      (Fried & Hademenos 2009: 161).
Susunan rangka berkembang dari lapisan benih mesoderm yang nampak selama perkembangan minggu ketiga. Ia membentuk suatu rangkaian kelompok jaringan mesodermal, yaitu somit, di setiap sisi tabung saraf. Segera setelah pembentukannya, setiap somit berdiferensiasi menjadi suatu bagian ventromedial yaitu sklerotom dan suatu bagian dorsolateral yaitu dermomiotom. Pada akhir minggu keempat, sel sklerotom menjadi polimorf dan membentuk jaringan-jaringan yang dikenal sebagai mesenkim atau jaringan penyambung mudigah. Sangatlah khas bagi sel mesenkim untuk berpindah dan berdiferensiasi melalui berbagai cara yang berlainan. Sel-sel mesenkim ini dapat menjadi fibroblast, kondroblast atau osteoblast (Anonim 2010: 5).




















BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
 Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 28 Oktober 2010, pukul 13.00-15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Inderalaya.

3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah baki bedah, gunting bedah, jarum penusuk, kapas dan killing jar. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Mus musculus dan Rana cancrivora.

3.3 Cara Kerja
3.3.1 Pengamatan pada Mus musculus.
Memasukkan Mus musculus kedalam killing jar, kemudian memasukkan kapas yang telah dibasahi dengan kloroform. Memasukkan hingga tidak bergerak lagi. Mengangkat mencit yang telah mati tersebut kemudian meletakkan dibagian punggung di atas baki bedah, menusukkan keempat kakinya dengan jarum pentul. Dengan pinset, mengengkat kulit bagian tengah dan lipatan paha, kemudian mengguntingnya secara melintang. Dari celah yang ada, menggunting kearah tengah mendekati kloaka.

3.3.1.1 Pengamatan sistem pencernaan
Menggunting gelang bahu yang terdapat didaerah dada kearah anterior sampai ke ujung rahang bawah. Membuka seluruh otot perut dan dada kesamping. Membuka rongga mulut mencit dan kemudian mengamati hati yang tampak berwarna merah coklat. Mengamati baik-baik          organ-organ didalamnya.  Menggambar apa yang dilihat dan diberi keterangan.
3.3.1.2 Pengamatan sistem pernapasan
Mengamati ujung paru-paru. Membuka mulut mencit dan melihat bagian belakang dari rongga mulutnya. Tampak paru-paru berwarna putih kemerahan membentuk kantung dan gelembung-gelembung yang kecil. Memperhatikan kemudian menggambar dan diberi keterangan.

3.3.1.3 Pengamatan sistem ekskresi dan reproduksi
Organ pencernaan dilepas dengan hati-hati yaitu dengan cara menggunting ujung lambung dan ujung rektum serta melepaskan mesenteriumnya. Tampak sepasang ginjal dengan kelenjar adrenal ditengahnya dan berwarna agak kuning. Kemudian memperhatikan     organ-organ lain yang ada didalamnya, digambar dan diberi keterangan.

3.3.2 Pengamatan pada Rana cancrivora.
Memasukkan Rana cancrivora kedalam killing jar, kemudian memasukkan kapas yang telah dibasahi dengan kloroform. Memasukkan hingga tidak bergerak lagi. Mengangkat mencit yang telah mati tersebut kemudian meletakkan dibagian punggung di atas baki bedah, menusukkan keempat kakinya dengan jarum pentul. Dengan pinset, mengengkat kulit bagian tengah dan lipatan paha, kemudian mengguntingnya secara melintang. Dari celah yang ada, menggunting kearah tengah mendekati kloaka.

3.3.2.1 Pengamatan sistem pencernaan
Membuka seluruh otot perut dan dada kesamping. Membuka rongga mulut mencit dan kemudian mengamati hati yang tampak berwarna merah coklat. Menggunting gelang bahu yang terdapat didaerah dada kearah anterior sampai ke ujung rahang bawah. Menggambar apa yang dilihat dan diberi keterangan.

3.3.2.2 Pengamatan sistem pernapasan
Mengamati ujung paru-paru. Membuka mulut mencit dan melihat bagian belakang dari rongga mulutnya. Tampak paru-paru berwarna putih kemerahan membentuk kantung dan gelembung-gelembung yang kecil. Memperhatikan kemudian menggambar dan diberi keterangan.

3.3.2.3 Pengamatan sistem ekskresi dan reproduksi
Organ pencernaan dilepas dengan hati-hati yaitu dengan cara menggunting ujung lambung dan ujung rektum serta melepaskan mesenteriumnya. Tampak sepasang ginjal dengan kelenjar adrenal ditengahnya dan berwarna agak kuning. Kemudian memperhatikan     organ-organ lain yang ada didalamnya, digambar dan diberi keterangan.










Comments

Popular Posts