LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN “Pengaruh Kompetisi Terhadap Pertumbuhan”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Kompetisi
berasal dari kata competere yang berarti mencari atau mengejar sesuatu
yang secara bersamaan dibutuhkan oleh lebih dari satu pencari. Persaingan
(kompetisi) pada tanaman menerangkan kejadian yang menjurus pada hambatan
pertumbuhan tanaman yang timbul dari asosiasi lebih dari satu tanaman dan
tumbuhan lain. Persaingan terjadi bila kedua individu mempunyai kebutuhan
sarana pertumbuhan yang sama sedangkan lingkungan tidak menyediakan kebutuhan
tersebut dalam jumlah yang cukup. Persaingan ini akan berakibat negatif atau
menghambat pertumbuhan individu-individu yang terlibat (Wurttemberg 1994: 226).
Persaingan
dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang sama (intraspesific
competition atau sering dikenal dengan istilah monospesies), dan dapat
pula terjadi diantara jenis-jenis yang berbeda (interspesific competition
atau heterospesies). Persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi lebih awal
dan menimbulkan pengaruh yang lebih buruk dibandingkan persaingan yang terjadi
antar jenis yang berbeda. Persaingan yang dilakukan organisme-organisme dapat
memperebutkan kebutuhan ruang (tempat), makanan, unsure hara, air, sinar,
udara, agen penyerbukan, agen dispersal, atau factor-faktor ekologi lainnya
sebagai sumber daya yang dibutuhkan oleh tiap-tiap organisme untuk hidup dan
pertumbuhannya (Indriyanto 2006: 82).
Pelaksanaan
praktikum ini, dilakukan dengan menghitung bobot tajuk dan akar tanaman setiap
minggu pada tiap-tiap perlakuan. Perkembangan nilai biomassa dapat
mengindikasikan keadaan pasokan unsur-unsur yang diperlukan tanaman dan
menentukan kemampuan suatu tumbuhan untuk tumbuh dan melihat perbedaan
pertumbuhan di masing-masing plot akibat dari pengaruh persaingan. Sebagai
contoh Apabila penggunaan cahaya menurun akibat persaingan, tanaman akan
memberikan respon dengan mengurangi ukuran baik pada seluruh tanaman maupun
pada bagian-bagian tertentu (Harjadi 1999: 192).
Pembelajaran
persaingan antar tanaman sejenis sangat penting untuk memahami keseimbangan
populasi dalam komunitas tanaman. Kompetisi dapat berakibat positif atau
negatif bagi salah satu pihak organisme atau bahakn berakibat negatif bagi
keduanya. Kompetisi tidak selalu salah dan diperlukan dalam ekosistem, untuk
menunjang daya dukung lingkungan dengan mengurangi ledakan populasi
(Wirakusumah 2003: 67).
pengaturan
jarak tanam, populasi dan pengolahan tanah memperlihatkan bahwa perlakuan pengolahan tanah berpengaruh sangat nyata terhadap parameter pertumbuhan
dan produksi tanaman. Perlakuan populasi berpengaruh nyata sampai sangat nyata.
Perlakuan pemupukan dan interaksi antara ketiganya berpengaruh tidak nyata.
Salah satu bentuk interaksi antara satu populasi dengan populasi lain atau
antara satu individu dengan individu lain adalah bersifat persaingan
(kompetisi). Persaingan terjadi bila kedua individu mempunyai kebutuhan sarana
pertumbuhan yang sama sedangkan lingkungan tidak menyediakan kebutuhan tersebut
dalam jumlah yang cukup. Persaingan ini akan berakibat negatif atau menghambat
pertumbuhan individu-individu yang terlibat (Anonima 2012: 1).
Kerapatan tanam merupakan faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman, karena penyerapan energi matahari oleh
permukaan daun yang sangat menentukan pertumbuhan tanaman juga sangat dipengaruhi
oleh kerapatan tanaman. Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis
atau antar spesies yang sama (intraspesific
competition), dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis yang berbeda (interspesific competition). Persaingan
sesama jenis pada umumnya terjadi lebih awal dan menimbulkan pengaruh yang
lebih buruk dibandingkan persaingan yang terjadi antar jenis yang berbeda
(Indriyanto 2006: 82).
2.1 Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh kompetisi pada pertumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Di alam persaingan dapat terjadi antara
individu-individu dalam satu jenis (intraspesifik) ataupun dari jenis yang
berbeda (interspesifik). Persaingan tersebut terjadi karena individu-individu
mempunyai kebutuhan yang sama terhadap faktor-faktor yang tersedia dalam jumlah
yang terbatas di dalam lingkungan seperti tempat hidup, cahaya, air dan
sebagainya. Persaingan yang dialkukan oleh hewan sangat berbeda dengan
persaingan pada tumbuhan. Pada dasarnya persaingan pada tumbuhan tidak
dilakukan secara fisik tetapi akibat dari persaingan tersebut mempengaruhi
pertumbuhan dan produktivitas keduanya (Anonima 2012: 1).
Kompetisi dapat didefenisikan sebagai
salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber
daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan
dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau
lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang
tumbuh. Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu
apabila (1) suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan
permintaan organisme atau (2) kualitas sumber bervariasi dan permintaan
terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih banyak (Kastono 2005: 79).
Organisme mungkin bersaing jika
masing-masing berusaha untuk mencapai sumber yang paling baik di sepanjang
gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba menempati tempat yang sama
secara simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu adalah untuk hidup dan
bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan cahaya. Secara teoritis ,apabila
dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies , maka akan terjadi
interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-macam,
salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada
interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Kompetisi
antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih populasi spesies
yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secara merugikan (Noughton 1990:
271).
Kompetisi dibedakan menjadi empat
macam, yaitu:
intraspesifik yakni persaingan antara organisme yang sama dalam lahan yang sama, kompetisi interspesifik yakni persaingan antara organisme yang beda spesies dalam lahan yang sama, intraplant competition yakni persaingan antara organ tanaman, misalnya antar organ vegetatif atau organ vegetatif lawan organ generatif dalam satu tubuh tanaman, interplant competition yakni persaingan antar dua tanaman berbeda atau bersamaan spesiesnya namun dapat pula terjadi pada intra maupun interplant competition (Kastono 2005: 79).
intraspesifik yakni persaingan antara organisme yang sama dalam lahan yang sama, kompetisi interspesifik yakni persaingan antara organisme yang beda spesies dalam lahan yang sama, intraplant competition yakni persaingan antara organ tanaman, misalnya antar organ vegetatif atau organ vegetatif lawan organ generatif dalam satu tubuh tanaman, interplant competition yakni persaingan antar dua tanaman berbeda atau bersamaan spesiesnya namun dapat pula terjadi pada intra maupun interplant competition (Kastono 2005: 79).
Persaingan
intraspesifik pada tumbuhan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: Jenis
tanaman, sifat-sifat biologi tumbuhan, sistem perakaran, bentuk pertumbuhan
serta fisiologis tumbuhan mempemngaruhi pertumbuhan tanaman. Misal sistem
perakaran tanaman ilalang yang menyebar luas menyebabkan persaingan dalam
memperebutkan unsur hara. Bentuk daun yang lebar seperti daun talas menyebabkan
persaingan dalam memperebutkan air. Kepadatan tumbuhan, jarak yang sempit antar
suatu tanaman pada suatu lahan menyebabkan persainagn terhadap zat-zat makanan.
Hal ini karena unsur hara yang tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan
tanaman.Penyebaran tanaman, penyebaran tanaman dapat dilakukan melalui penyebaran biji
dan melalui rimpang (Wirakusumah 2003: 67).
Tanaman yag penyebarannya dengan biji
mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi dari tanaman yang menyebar
daengan rimpang. Namun demikian, persaingan penyebaran tanaman tersebut sangat
dipengaruhi faktor-faktor lingkungan lain seperti suhu, cahaya, oksigen dan
air. Faktor lainnya adalah waktu, hal lain yang mempengaruhi adalah lamanya
tanaman sejenis hidup bersama. Periode 20-30% pertama dari daur tanaman
merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian yang disebabkan oleh
persaingan. Faktor yang terakhir adalah persaingan interspesifik, adanya lebih
dari satu spesies dalam suatu habitat menaikkan ketahanan lingkungan kapan pun
spesies lain bersaing secara serius dengan spesies pertama untuk beberapa
sumber penting, hambatan pertumbuhan terjadi dalam kedua spesies (Indriyanto 2006: 82).
Hukum Gause menyatakan bahwa tidak ada
spesies dapat secara tak terbatas menghuni tempat yang sama secara serentak.
Salah satu dari spesies-spesies itu akan hilang atau setiap spesies menjadi
makin bertambah efisien dalam memanfaatkan atau mengolah bagian dari lahan
tersebut, dengan demikian keduanya akan mencapai keseimbangan. Dalam situasi
terakhir, persaingan interspesifik berkurang karena setiap spesies menghuni
suatu lahan mikro yang terpisah (Harjadi 1999: 192).
Bentuk dari kompetisi dapat
bermacam-macam. Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan
secara ekologi, spesies yang berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut di
kenal sebagai azas pengecualian kompetitif
atau competitive exclusion principles. Persaingan diantara tumbuhan
secara tidak langsung terbawa oleh modifikasi lingkungan. Di dalam tanah,
sistem-sistem akan bersaing untuk mendapatkan air dan bahan makanan, dan karena
mereka tak bergerak, ruang menjadi faktor yang penting. Di atas tanah, tumbuhan
yang lebih tinggi mengurangi jumlah sinar yang mencapai tumbuhan yang lebih
rendah dan memodifikasi suhu, kelembapan serta aliran udara pada permukaan
tanah (Michael 1994: 55).
Ruang merupakan faktor yang penting
dalam persaingan antar spesies karena ruang sebagai tempat hidup dan sumber
nutrisi bagi tumbuhan. Ruang yang besar dapat menyebabkan tingginya tingkat
persaingan. Faktor utama yang memengaruhi persaingan antar jenis tanaman yang
sama diantaranya adalah kerapatan. Pengaruh kerapatan tanaman terhadap diameter dan tinggi tanaman yaitu semakin
besar kerapatan tanaman maka semakin kecil diameter dan tinggi tanaman dan
semakin kecil kerapatan tanaman maka semakin besar diameter dan tinggi tanaman
yang ada. Hal ini disebabkan karena kerapatan yang besar berarti jumlah tanaman
sejenis banyak tumbuh di ruang sempit, saling berkompetisi untuk mendapatkan
air, dan nutrisi yang jumlahnya terbatas (Harjadi 1999: 192).
Kerapatan kecil menyebabkan air dan
nutrisi yang tersedia semakin besar dan kesempatan tanaman untuk menyerap air
dan nutrisi semakin besar, sehingga diameter batang dan tinggi tanaman tumbuh
secara maksimal. Pengaruh kerapatan tanaman terhadap pertumbuhan akar dan yaitu
semakin besar kerapatan tanaman, pertumbuhan akar tanaman akan semakin kecil
karena faktor nutrisi (Kastono 2005: 79).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 24 Oktober 2012, pada
pukul 13.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB, bertempat di Laboratorium Ekologi, Jurusan Biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah
gelas air alat ukur, label, dan polibag, sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah
air, Allium
cepa, dan tanah.
3.3. Cara Kerja
Disiapkan polibag dan tanah, lalu masukkan
tanah kedalam polibag. Kemudian tanam bawang merah dengan perlakuan jumlah
bawang merah yang ditanam 1,3,5, dan 7 bawang merah sebanyak 5 ulangan. Diamati
pertumbuhan dengan mengukur jumlah akar, jumlah daun, dan tinggi bawang merah
setelah kurang lebih 1 bulan. Bandingkan parameter tersebut dengan uji T.
banyakan kayak main2
ReplyDeletemana daftar pustaka nya ?
ReplyDelete