Laporan Praktikum Taksonomi Hewan "Annelida"
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Filum anelida (bahasa Latin untuk
“bercincin” terdiri atas cacing-cacing yang tubuhnya terbagi-bagi menjadi
segmen-segmen (metamer). Segmentasi
itu jelas bersifat eksternal, tapi juga internal dalam wujud membrane (septum) yang membagi-bagi bagian
interior cacing. Metamerisme juga terdapat pada Arthropoda, yang dipercaya
berkerabat langsung dengan anelida, dan juga pada Chordata. Dinding badan dan
tractus digestivus dengan lapisan-lapisan otot sirkuler dan longitudinal, sudah
mempunyai rongga badan (coelom) dan
umumnya terbagi oleh septa (George & Hademenos 2009: 348).
Annelida
memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya. bAntara satu segmen dengan
segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa. Pembuluh darah, sistem
ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa. Rongga
tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan
sekaligus melibatkan kontraksi otot. Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang
(longitudinal). Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus
(kerongkongan), usus, dan anus. Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah
sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup. Darahnya mengandung hemoglobin,
sehingga berwarna merah. Annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3
m (Anonim 2008: 1).
Annelida (annulus=cincin kecil; oidos=bentuk)
merupakan cacing dengan tubuh bersegmen-segmen dan hidup di dalam tanah yang
lembab, dalam laut, dan dalam air tawar. Hewan ini memiliki karakteristik
antara lain adalah tubuh yang bilateral simetris, dimana tubuhnya panjang dan
jelas bersegmen-segmen,mempunyau alat gerak yang berupa bulu–bulu kaku (septa)
pada tiap segmen (tidak terdapat pada beberapa bentuk), Polychaeta dengan tentakel pada kepalanya dan ceta pada bagian-bagian
tubuh yang menonjol kelateral, atau pada lobi lateralis yang disebut parapodia. Badan tertutup oleh kutikula
yang licin yang terletak di atas epithelium
yang bersifat glanduler (Radiopoetro 1996: 284-285).
Pada cacing
tanah, sejenis anelida terestrial yang khas, keseluruhan tubuh terbagi-bagi
menjadi segmen-segmen yang secara umum mirip satu sama lain. Setiap segmen
memiliki empat pasang bulu kejur (bristle)
eksternal, yang digunakan untuk menambatkan dan menggerakkan cacing tersebut.
Segmentasi terekspresi secara iternal dengan adanya tabung-tabung nefridia
(ekskretoris) dan pori-pori ekskretoris pada nyaris semua segmen. Akan tetapi,
saluran pencernaannya tidak tersegmentasi (George & Hademenos 2009: 348).
Sistem saraf annelida adalah sistem saraf
tangga tali. Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior. Ekskresi
dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan
nefrotor. Nefridia (tunggal–nefridium) merupakan organ ekskresi yang terdiri
dari saluran. Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh. Nefrotor
merupakan pori permukaan tubuh tempat kotoran keluar. Terdapat sepasang organ
ekskresi tiap segmen tubuhnya (Anonim 2008: 1).
Cacing dari filum ini bersegmen,
artinya tubuhnya terdiri atas satuan yang berulang-ulang. Meskipun beberapa
struktur, sepeti saluran pencernaan, terdapat di sepanjang tubuh cacing
tersebut, tetapi yang lain seperti organ ekskresi terulang pada segmen demi
segmen. Dari luar segmenentasi ini tampak seperti rangakaian cincin. Ciri-ciri
khas lain annelida adalah simetri bilateral, suatu sistem peredaran yang
efisien dengan darah yang dipompa melalui sistem pembuluh dari tertutup, dan
sistem saraf yang cukup rumit. Pembuluh saraf utama terdapat di bagian ventral (Kimball
2000: 906).
Sebagian besar annelida hidup dengan bebas
dan ada sebagian yang parasit dengan menempel pada vertebrata, termasuk
manusia. Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan
juga ada yang segaian hidup di tanah atau tempat-tempat lembap. Annelida hidup
diberbagai tempat dengan membuat liang sendiri. Annelida umumnya bereproduksi
secara seksual dengan pembantukan gamet. Namun ada juga yang bereproduksi secara
fregmentasi, yang kemudian beregenerasi (Anonim 2008: 1).
1.2.
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah
untuk mengamati dan mengenal morfologi beberapa spesies anggota filum Annelida.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Pada umumnya Annelida hidup bebas, ada
yang hidup dalam liang beberapa bersifat kommensal pada hewan-hewan aquatis,
dan ada juga yang bersifat parasit pada Vertebrata. Annelida di samping
tubuhnya bersegmen- segmen, juga tertutup oleh kutikula yang merupakan hasil
sekresi dari epidermis. Filum ini sudah mempunyai sistem nervosum, sistem cardiovascular tertutup dan sudah ada
rongga badan (celom) (Radiopoetro
1996: 284).
Annelida berarti “cincin kecil” dan
tubuh bersegmen yang mirip dengan serangkaian cincin yang menyatu merupakan
ciri khas cacing filum Annelida. Terdapat sekitar 15.000 spesies filum
Annelida, yang panjangnya berkisar antara kurang dari 1 mm sampai 3 m pada
cacing tanah raksasa Australia.
Anggota filum Annelida hidup di laut, sebagian besar habitat air tawar, dan
tanah lembab (Campbell 2005: 227).
Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu
Polychaeta (cacing berambut banyak), Oligochaeta (cacing berambut sedikit), dan
Hirudinea. Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly=banyak, chaetae=rambut
kaku) merupakan annelida berambut banyak. Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi
daerah kepala (prostomium) dengan mata, antena, dan sensor palpus. Polychaeta
memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut parapodia (tunggal=parapodium)
pada setiap segmen tubuhnya. Fungsi parapodia adalah sebagai alat gerak dan
mengandung pembuluh darah halus sehingga dapat berfungsi juga seperti insang
untuk bernapas. Setiap parapodium memiliki rambut kaku yang disebut seta yang
tersusun dari kitin (Anonim 2008: 1).
Polychaeta
(“banyak sekali rambut”) adalah cacing rambut yang biasanya ditemukan di
pesisir pantai. Biasanya jenis kelamin terpisah. Sepasang dayung berdaging
(parapodium) menjulur keluar dari masing-masing segmen. Parapodium berperan
dalam lokomosi dan menyediakan permukaan respiratoris. Contoh Polychaeta yang
sesil adalah cacing kipas (Sabellastarte
indica) yang berwarna cerah. Sedangkan yang bergerak bebas adalah Eunice viridis (cacing palolo), dan Lysidice oele (cacing wawo) (George Hademenos 2009: 349).
Masing-masing segmen hewan Polychaeta “banyak setae,” dinamakan demikian
karena adanya bulu pada masing-masing segmen) memiliki sepasang struktur yang
mirip dayung atau mirip bukit yang disebut parapodia (“hampir seperti kaki”)
yang berfungsi lokomosi. Masing-masing parapodia memiliki beberapa setae yg terbuat dari poliskarida kitin.
Pada banyak hewan polychaeta, parapodia sangat kaya dengan pembuluh darah dan
berfungsi sebaga insang (Campbell
2005: 229).
Ciri lain pada cacing Annelida yang
tidak terdapat pada hewan yang lebih primitif adanya rongga tubuh yang besar
beisi cairan. Hal ini memungkinkan organ-organ dalam bergesekan satu sama lain
dengan mudah, sehingga memudahkan gerakan tubuh yang ekstensif. Rongga ini,
yang disebut selom, seluruhnya dilapisi oleh mesoderm. Akan tetapi, perkembangan
embrionya sangat berbeda dengan perkembangan selom pada vertebrata. Dalam
tahapan pembelahan awal, di dalam embrio terbentuk sel-sel mesoderm khusus.
Pembelahan mitosis sel-sel ini menghasilkan massa jaringan mesoderm. Akhirnya dalam
jaringan tersebut berkembang suatu rongga yang secara beangsur-angsur membesar
menjadi selom (Kimball 2000: 906).
Kelas Oligochaeta atau kelas
cacing bersegmen ini meliputi cacing tanah dan berbagai spesies akuatik. Selom
cacing tanah terpartisi oleh septa, tetapi saluran pencrnaan, pembuluh darah
longitudinal, dan tali saraf menembus septa itu dan memanjang di sekujur tubuh
hewan itu (pembuluh utama memiliki cabang bersegmen). Sistem sirkulasi tertutup
terdiri atas suatu jaringan pembuluh yang mengandung darah dengan hemoglobin
pembawa oksgen. Pembuluh arah kecil sangat banyak terdapat pada kulit cacing
tanah, yang berfungsi sebagai organ pernapasnnya. Pada masing-masing segmen
cacing tersebut terdapat sepasang tabung ekskretoris yang disebut metanefridia
dengan corong bersilia, yang disebut nefrostom yang megeluarkan buangan dari
darah dan cairan selomik (Campbell 2005: 227).
Oligochaeta
(dalam bahasa yunani, oligo=sedikit, chaetae=rambut kaku) yang merupakan
annelida berambut sedikit. Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki
seta pada tubuhnya yang bersegmen. Contoh Oligochaeta yang paling terkenal
adalah cacing tanah. Jenis cacing tanah antara lain adalah cacing tanah Amerika
(Lumbricus terrestris), cacing tanah
Asia (Pheretima), cacing merah (Tubifex), dan cacing tanah raksasa
Australia (Digaster longmani). Cacing
ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara menggali
tanah. Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat dalam menggemburkan tanah. Manfaat
lain dari cacing ini adalah digunakan untuk bahan kosmetik, obat, dan campuran
makan berprotein tinggi bagi hewan ternak (Anonim 2008: 1).
Oligochaeta
(“sedikit rambut”) umumnya terestrial, tapi ada sejumlah kecil yang hidup di
lautan dan perairan tawar. Oligochaeta bersifat hermaprodit, dan umumnya
sepasang cacing berkopulasi untuk menghasilkan peristiwa fertilisasi ganda.
Oligochaeta hidup di lingkungan-lingkungan lembab, sebab gas yang dipertukarkan
melalui permukaan tubuhnya harus berada dalam keadaan terlarut. Cacing tanah (Lumbricus) merupakan contoh utama dari
kelas ini (George & Hademenos 2009:
349).
Hirudinea
merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit. Hewan ini tidak memiliki
arapodium maupun seta pada segmen tubuhnya. Panjang Hirudinea bervariasi dari
1-30 cm. Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing. Pada
anterior dan posterior terdapat alat pengisap yang digunakan untuk menempel dan
bergerak. Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan
tubuh inangnya. nangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea
parasit hidup denga mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup
dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput. Contoh Hirudinea parasit
adalah Haemadipsa (pacet) dan Hirudo (lintah) (Anonim 2008: 1).
Hirudinea
adalah lintah (cacing dengan tubuh kecil, rata, dan menyempit, dengan penghisap
di masing-masing ujungnya). Banyak anggota Hirudinea merupakan parasit pada
avertebrata ataupun vertebrata. Hirudinea melekat ke organisme hidup dengan
penghisap depannya dan mengingesti darah serta cairan-cairan tubuh lainnya.
Hirudinea bersifat hermaprodit. Saat merobek atau membuat lubang, lintah
mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan
menyadari adanya gigitan. Setelah ada lubang, lintah akan
mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin (George & Hademenos 2009: 349).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.
Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 29 Februari 2012, pukul 08.00 sampai dengan pukul 10.00 WIB,
bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.
3.2.
Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan pada parktikum kali ini adalah baki bedah, kaca pembesar, dan
pinset. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah Hirudo medicinalis dan Pheretima
sp
3.3.
Cara Kerja
Diambil cacing dan diletakkan di dalam
baki bedah. Diamati cacing tersebut secara seksama. Selanjutnya dibedakan
bagian-bagian tubuhnya secara morfologi. Hasil yang didapat digambar dan diberi
keterangan. Setelah itu dibuat deskripsi objek yang diamati dan dibuat
klasifikasinya.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari prakitkum yang telah dilakukan,
didapatkan hasil sebagai berikut :
- Hirudo medicinalis
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Clitellata
Ordo : Arhynchobdellae
Famili : Hirudinidae
Genus : Hirudo
Spesies : Hirudo
medicinalis
Keterangan
1.
Sucker
2.
Scansor
3.
Anterior
4.
Scolex
5.
Septa
6.
Segmen
7.
Strobik
8.
Posterior
Deskripsi:
Lintah dan pacet adalah hewan yang
tergabung dalam filum annelida sub-kelas Hirudinea. Terdapat jenis lintah yang
dapat hidup di daratan, air tawar, dan laut. Seperti halnya kerabatnya,
Oligochaeta, mereka memiliki klitelum. Seperti cacing tanah, lintah juga
hermaprodit atau berkelamin ganda. Lintah obat Eropa (Hirudo medicinalis), telah sejak lama dimanfaatkan untuk
pengeluaran darah (plebotomi) secara medis. Lintah dibedakan dari pacet bukan
berdasarkan taksonomi, tapi lebih pada habitat kesukaannya (Anonim 2012: 1).
- Pheretima sp
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Clitellata
Ordo : Haplotaxida
Famili : Megascolecidae
Genus : Pheretima
Spesies : Pheretima sp
Keterangan
1.
Mulut
2.
Klitelum
3.
Rambut-rambut halus
4.
Anus
Deskripsi:
Cacing tanah adalah nama yang umum
digunakan untuk kelompok Oligochaeta, yang kelas dan sub kelasnya tergantung
dari penemunya dalam filum annelida. Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk yang pipih. Jumlah segmen yang dimiliki
berjumlah 90-195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32. Cacing tanah
Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen. Klitelumnya terletak pada segmen 14-16.
Tubuhnya berbentuk gilig panjang dan silindris berwarna merah keunguan. Cacing
yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot, dan cacing
kalung. Cacing tanah juga menunjukkan sistem saraf yang kompleks. Berbagai sel
sensoris terpusat di ujung kepala, tetapi organ-organ sensoris tidak menonjol.
Otak tersusun atas dua ganglion besar. Tali saraf ganda, tapi berfusi, terletak
di bagian permukaan ventral sepanjang tubuh. Pada masing-masing segmen cacing
tanah, sebuah ganglion tumbuh keluar dari tali saraf dan mengkoordinasikan
impuls-impuls sensorik dan motorik. Cacing tanah juga memiliki sistem
sirkulatoris yang tertutup, ekskresi dilaksanakan melalui asosisi erat antara
sistem sirkulatoris dan nefridium (George & Hademenos 2009: 199).
BAB V
KESIMPULAN
Dari
praktikum yang telah dilakukan, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.
Cacing tanah (Pheretima sp) menunjukkan sistem saraf
yang kompleks dimana berbagai sel sensoris terpusat di ujung kepala, tetapi
organ-organ sensoris tidak menonjol.
2.
Cacing tanah (Pheretima sp) memiliki sistem
sirkulatoris yang tertutup, ekskresi dilaksanakan melalui asosisi erat antara
sistem sirkulatoris dan nefridium.
3.
Lintah (Hirudo medicinalis) merupakan hewan hermaprodit atau berkelamin
ganda.
4.
Banyak anggota Hirudinea
merupakan parasit pada avertebrata ataupun vertebrata dengan menghisap darah
inangnya.
5.
Anggota kelas Oligochaeta hidup
di lingkungan-lingkungan lembab, sebab gas yang dipertukarkan melalui permukaan
tubuhnya harus berada dalam keadaan terlarut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Annelida. http://asnani-biology.blogspot.com/2009/04/Annelida.html.
Diakses pada tanggal 28 Februari 2012.
Anonim. 2012. Cacing Tanah. http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/Cacing_Tanah html.
Diakses pada tanggal 28 Februari 2012.
Campbell N. A & Reece J. B. 2003. Biology Edisi Ketujuh. Erlangga. Jakarta. xii + 532 hlm.
George, Fried, E. H & Hademos, G. J. 2009. Biologi Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta. x + 386 hlm.
John, W Kimball. 1999. Biologi edisi ke lima. Erlangga.
Jakarta. vii + 382 hlm.
Radiopoetro. 1996. Zoologi. Erlangga. Jakarta. iii + 635
hlm.
terima kasih ya, atas informasinya.
ReplyDeletesaya jadi teerbantu dalam pembuatan tugas..